Lamaran Cinta Sang Kapten

by - Rabu, Juni 12, 2013


ah ah shiawase ni narou yo
ah ah itsu made mo ni nin 
ah ah Will you marry me ? 
Wedding Dress

Kapten Bhirawa menyanyikan lagu Jepang itu lagi saat kami disergap kesunyian obrolan. Aku heran meski telah lebih dari lima tahun sejak dirinya dipindah tugaskan ke Surabaya, mengapa logat khas Tegal itu masih saja menempel. “Jadi apakah kau menerima lamaranku?” tanyanya yang langsung membuatku bingung. “Kapan Kapten melamarku memangnya?” Ia menatapku mantap. “Barusan.”

 


Sinting...
Aku tak langsung menjawab, hanya balas menatapnya dalam diam dan entah sampai berapa lama, kusadari bahwa akhirnya aku mengangguk memberikan jawaban. Sepertinya pria berstatus perwira yang sangat kaku ini terlampau senang hingga dengan refleks menerjang tubuh mungilku ke dalam pelukannya.  

Aku terkikik. “Jadi apakah tidak ada cara yang lebih romantis dari ini? Semisal mengirim 1000
surat cinta atau melamar di depan banyak orang di tempat umum?” Godaku. Ia tersipu. Selanjutnya, kami terkikik bersama menikmati pangutan dua tubuh yang masih belum terlepas, saling memberikan kehangatan di tengah dingin udara malam.


                                                       



Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest:Senandung Cinta

You May Also Like

11 komentar

  1. Sama-sama...
    Terimakasih juga infonya :)



    Salam

    BalasHapus
  2. Whahaha,,, Bisa nulis juga dikau..

    BalasHapus
  3. Idih ada pengunjung baru :P

    Ngak tau ya, orang udah nerbitin buku :P
    Tapi masih belajar.... sih hehehe

    BalasHapus
  4. Sukses ya, GAnya

    Salam
    Astin

    BalasHapus
  5. singkat tapi bagus, sukses ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah... makasih Mbak :)
      aamiin :)

      Hapus
  6. Singkat padat dan tulisannya bagus mbak ^_^

    BalasHapus
  7. asalnya dari tegal? pindah tugas di surabaya udah 5 tahun tapi masih medok? suka nyanyi lagu jepang? cowok yang ajaib dan langka :D

    Moga menang, Mia :')
    yg ini punya keunikannya tersendiri

    BalasHapus
  8. Hihihi iya, Mbak... someone nih yang kaya gini *Plak... tapi bukan Tegal...

    Aamiin Aamiin. Maksih :)

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komentar, kritik dan saran... mari berteman